Senin, 21 Maret 2011

Contoh Skenario Film








 














                                     






Keparat yang Satu Ini Perlu Bukti
by
Yang Punya Blog
(22 September 2008)












                      Draft 4
Blackscreen with text
“nature herself has imprinted the mind of all the idea of God” - cicero
FADE IN:
1. EXT. PINGGIR JALAN - SIANG
Pagi yang cerah di sebuah kota.
                                                DIMAS (V.O.)
Pagi yang keparat, kota yang keparat, dan lihat, itu gue, manusia yang keparat.

DIMAS, seorang laki-laki berusia 28 tahun, sedang membeli sebungkus rokok di sebuah kios rokok. Dimas menepuk-nepukkan bungkus rokok tersebut. Seorang PENGEMIS ANAK-ANAK berumur 8 tahun yang memakai baju koko, celana panjang, dan peci, mendatangi Dimas dan menyodorkan tangannya.
                                                PENGEMIS ANAK-ANAK
                        Assalamu’alaikum Oom.
Dengan sepuntung rokok tersangkut di mulut, Dimas tercenung melihat Pengemis Anak-anak. Wajah Pengemis Anak-anak memelas. Dimas berjalan menjauhi Pengemis Anak-anak, mendekati kamera dan berbicara langsung dengan penonton (kamera).

DIMAS
               (Direct Address)
Tuhan yang keparat.
Dimas berjalan mundur dan kembali berdiri di hadapan Pengemis Anak-anak. Dimas memutar tubuh Pengemis Anak-anak dan menendang pantatnya.
                 DIMAS (CONT’D)
Minta sama Tuhan sana!
Dimas menerima kembalian dari penjual rokok dan kemudian berjalan menjauhi kios rokok sambil mengepulkan asap rokok.

                        DIMAS (D.A.) (CONT’D)
Gue pengen liat muka orang yang nyuruh anak itu. Muka yang ngajarin dia make nama Tuhan buat nyari duit.
     (menghisap rokok)
Bagus lah masih ada yang percaya kalo Tuhan bisa ngasih lo duit. Tapi gue udah bilang tadi kalo gue itu keparat, gue nggak percaya Tuhan bisa ngasih apa-apa ke gue. Bahkan gue nggak percaya Tuhan itu ada.
Dimas mendekati kamera dan berbisik.
                        DIMAS (D.A.)(CONT’D)
Bukti, man. Keparat yang satu ini perlu bukti.
Dimas berjalan lagi.
                        DIMAS (D.A.)(CONT’D)
Kita nggak bisa dong cuma ngangguk-ngangguk dan nurut kalo disuruh percaya ini atau itu? Kita kan dikasih pikiran buat mikir. Buat milih.
Dimas berhenti di depan tukang gorengan dan menunjuk beberapa gorengan. Tukang gorengan dengan sigap memasukkan gorengan yang ditunjuk oleh Dimas ke dalam kantong plastik.
                 DIMAS (D.A.) (CONT’D)
Gue pernah dikasih tau sama orang yang ngecap gue ateis, katanya kita bisa buktiin Tuhan ada kalo kita ngalamin salah satu dari tiga hal. Yang berarti kalo elo nggak pernah ngalamin salah satunya, elo sama aja kayak gue.
Dimas membayar gorengan.
                 DIMAS (D.A.) (CONT’D)
Pertama, lo harus ngeliat keajaiban dengan mata kepala sendiri.
RANGKAIAN SHOT:

A) Nabi Musa mengangkat tongkat. Laut terbelah dua. Wajah
   para pengikut terkejut. Mulut demi mulut menganga lebar.

B) Hujan maha deras. Air menggenang hingga dada orang dewasa.
   Sementara banyak orang panik, seorang pemuda menganga
   sebuah bahtera berisi ratusan binatang melintasinya.

C) Yesus menyembuhkan orang buta. Orang buta melihat Yesus
   dengan mulut menganga.

                 DIMAS (D.A.) (CONT’D)
Cara pertama ini gak bakal mempan buat kita. Siapa yang mau percaya sama Copperfield atau Corbuzier? Jadi mungkin lo bisa pake cara kedua: belajar terus sampe mampus.
Dimas sampai di depan pintu sebuah kos-kosan, masuk ke dalam rumah, dan berjalan di koridor.
                 DIMAS (D.A.) (CONT’D)
Kalo cara ini lo ambil, katanya akan tiba saatnya ketika ilmu lo itu akan berakhir pada sebuah misteri yang justru menunjukkan kebesaran Tuhan. Seperti ahli biologi yang takjub dengan mekanisme pembuahan, atau Freud yang nggak pernah nemuin apa yang cewek mau! Gue aja tau apa yang cewek mau. Biar gue kenalin elo sama cewek gue. Dia adalah alasan gue hidup.

Dimas membuka sebuah pintu kamar di hadapannya dan menemukan SEORANG LAKI-LAKI dan SEORANG PEREMPUAN tanpa busana sedang bercinta dalam posisi doggy style. Mereka terkejut dan melihat ke arah Dimas. Dimas syok.
                        DIMAS (Voice Over) (CONT’D)
Dan akhirnya gue menemukan bukti keberadaan Tuhan yang ketiga.
Serta-merta Dimas maju dan menendang Laki-laki. Perempuan berteriak-teriak.
                        PEREMPUAN
Jangaan!! Dimas jangan!! Udaah!!
Laki-laki tersungkur ke sudut ruangan. Dimas mengangkat Laki-laki, menghantamkan kepalanya ke jendela. Kaca jendela pecah berkeping-keping. Dimas membanting Laki-laki, menendanginya lagi dan lagi.
                        PEREMPUAN (CONT’D)
Dimas! Dimaas!
Dimas mendorong Perempuan hingga terjatuh. Dimas menendang wajah Laki-laki. Darah muncrat dari mulut Laki-laki. Dimas langsung keluar ruangan dan membanting pintu. Dengan nafas yang masih memburu dan alis yang mengerut tajam, Dimas berjalan sepanjang koridor dan keluar ke jalanan. Dimas berbelok, masuk ke dalam sebuah gang sempit dan bersembunyi di sana. Dimas menyalakan rokok satu lagi dan bersandar pada tembok. Beberapa orang keluar dari rumah kos-kosan dan berjalan berpencar. Salah satunya berjalan ke arah Dimas, melewati Dimas.
                        DIMAS (V.O.)
Sangat mudah bagi Tuhan untuk mengambil apa yang paling berharga buat kita.
Dimas masih bersandar, perlahan merosot terduduk.
                        DIMAS (V.O.) (CONT’D)
Ketika Tuhan membuktikan keberadaannya, kita tidak bisa berbuat apa-apa.

Perempuan dengan pakaian minim keluar dari rumah kos-kosan, menangis. Ia melihat ke kiri dan ke kanan. Ia berjalan menjauh dan tidak lagi terlihat. Dimas termenung.
                        DIMAS (V.O.) (CONT’D)
Semua sudah selesai. Gue nggak punya alasan lagi buat hidup. Selamat tinggal, teman.

Dimas memungut serpihan kaca di tanah. Serpihan kaca menyentuh urat nadi pergelangan tangan.

                                                PEREMPUAN (O.S.)
                        Dimas!!!

Perempuan muncul, menepis serpihan kaca yang dipegang oleh Dimas dan segera memeluk Dimas. Perempuan menangis.

                                                PEREMPUAN (CONT’D)
                        Maafin aku… Maafin aku…

Dimas termenung diam.

                                                DIMAS (V.O.)
                        Apakah ini kesempatan kedua, Tuhan?
                       
CUT TO BLACK

CREDIT TITLE






                                     






Keparat yang Satu Ini Perlu Bukti
by
Yang Punya Blog
(22 September 2008)












                      Draft 4
Blackscreen with text
“nature herself has imprinted the mind of all the idea of God” - cicero
FADE IN:
1. EXT. PINGGIR JALAN - SIANG
Pagi yang cerah di sebuah kota.
                                                DIMAS (V.O.)
Pagi yang keparat, kota yang keparat, dan lihat, itu gue, manusia yang keparat.

DIMAS, seorang laki-laki berusia 28 tahun, sedang membeli sebungkus rokok di sebuah kios rokok. Dimas menepuk-nepukkan bungkus rokok tersebut. Seorang PENGEMIS ANAK-ANAK berumur 8 tahun yang memakai baju koko, celana panjang, dan peci, mendatangi Dimas dan menyodorkan tangannya.
                                                PENGEMIS ANAK-ANAK
                        Assalamu’alaikum Oom.
Dengan sepuntung rokok tersangkut di mulut, Dimas tercenung melihat Pengemis Anak-anak. Wajah Pengemis Anak-anak memelas. Dimas berjalan menjauhi Pengemis Anak-anak, mendekati kamera dan berbicara langsung dengan penonton (kamera).

DIMAS
               (Direct Address)
Tuhan yang keparat.
Dimas berjalan mundur dan kembali berdiri di hadapan Pengemis Anak-anak. Dimas memutar tubuh Pengemis Anak-anak dan menendang pantatnya.
                 DIMAS (CONT’D)
Minta sama Tuhan sana!
Dimas menerima kembalian dari penjual rokok dan kemudian berjalan menjauhi kios rokok sambil mengepulkan asap rokok.

                        DIMAS (D.A.) (CONT’D)
Gue pengen liat muka orang yang nyuruh anak itu. Muka yang ngajarin dia make nama Tuhan buat nyari duit.
     (menghisap rokok)
Bagus lah masih ada yang percaya kalo Tuhan bisa ngasih lo duit. Tapi gue udah bilang tadi kalo gue itu keparat, gue nggak percaya Tuhan bisa ngasih apa-apa ke gue. Bahkan gue nggak percaya Tuhan itu ada.
Dimas mendekati kamera dan berbisik.
                        DIMAS (D.A.)(CONT’D)
Bukti, man. Keparat yang satu ini perlu bukti.
Dimas berjalan lagi.
                        DIMAS (D.A.)(CONT’D)
Kita nggak bisa dong cuma ngangguk-ngangguk dan nurut kalo disuruh percaya ini atau itu? Kita kan dikasih pikiran buat mikir. Buat milih.
Dimas berhenti di depan tukang gorengan dan menunjuk beberapa gorengan. Tukang gorengan dengan sigap memasukkan gorengan yang ditunjuk oleh Dimas ke dalam kantong plastik.
                 DIMAS (D.A.) (CONT’D)
Gue pernah dikasih tau sama orang yang ngecap gue ateis, katanya kita bisa buktiin Tuhan ada kalo kita ngalamin salah satu dari tiga hal. Yang berarti kalo elo nggak pernah ngalamin salah satunya, elo sama aja kayak gue.
Dimas membayar gorengan.
                 DIMAS (D.A.) (CONT’D)
Pertama, lo harus ngeliat keajaiban dengan mata kepala sendiri.
RANGKAIAN SHOT:

A) Nabi Musa mengangkat tongkat. Laut terbelah dua. Wajah
   para pengikut terkejut. Mulut demi mulut menganga lebar.

B) Hujan maha deras. Air menggenang hingga dada orang dewasa.
   Sementara banyak orang panik, seorang pemuda menganga
   sebuah bahtera berisi ratusan binatang melintasinya.

C) Yesus menyembuhkan orang buta. Orang buta melihat Yesus
   dengan mulut menganga.

                 DIMAS (D.A.) (CONT’D)
Cara pertama ini gak bakal mempan buat kita. Siapa yang mau percaya sama Copperfield atau Corbuzier? Jadi mungkin lo bisa pake cara kedua: belajar terus sampe mampus.
Dimas sampai di depan pintu sebuah kos-kosan, masuk ke dalam rumah, dan berjalan di koridor.
                 DIMAS (D.A.) (CONT’D)
Kalo cara ini lo ambil, katanya akan tiba saatnya ketika ilmu lo itu akan berakhir pada sebuah misteri yang justru menunjukkan kebesaran Tuhan. Seperti ahli biologi yang takjub dengan mekanisme pembuahan, atau Freud yang nggak pernah nemuin apa yang cewek mau! Gue aja tau apa yang cewek mau. Biar gue kenalin elo sama cewek gue. Dia adalah alasan gue hidup.

Dimas membuka sebuah pintu kamar di hadapannya dan menemukan SEORANG LAKI-LAKI dan SEORANG PEREMPUAN tanpa busana sedang bercinta dalam posisi doggy style. Mereka terkejut dan melihat ke arah Dimas. Dimas syok.
                        DIMAS (Voice Over) (CONT’D)
Dan akhirnya gue menemukan bukti keberadaan Tuhan yang ketiga.
Serta-merta Dimas maju dan menendang Laki-laki. Perempuan berteriak-teriak.
                        PEREMPUAN
Jangaan!! Dimas jangan!! Udaah!!
Laki-laki tersungkur ke sudut ruangan. Dimas mengangkat Laki-laki, menghantamkan kepalanya ke jendela. Kaca jendela pecah berkeping-keping. Dimas membanting Laki-laki, menendanginya lagi dan lagi.
                        PEREMPUAN (CONT’D)
Dimas! Dimaas!
Dimas mendorong Perempuan hingga terjatuh. Dimas menendang wajah Laki-laki. Darah muncrat dari mulut Laki-laki. Dimas langsung keluar ruangan dan membanting pintu. Dengan nafas yang masih memburu dan alis yang mengerut tajam, Dimas berjalan sepanjang koridor dan keluar ke jalanan. Dimas berbelok, masuk ke dalam sebuah gang sempit dan bersembunyi di sana. Dimas menyalakan rokok satu lagi dan bersandar pada tembok. Beberapa orang keluar dari rumah kos-kosan dan berjalan berpencar. Salah satunya berjalan ke arah Dimas, melewati Dimas.
                        DIMAS (V.O.)
Sangat mudah bagi Tuhan untuk mengambil apa yang paling berharga buat kita.
Dimas masih bersandar, perlahan merosot terduduk.
                        DIMAS (V.O.) (CONT’D)
Ketika Tuhan membuktikan keberadaannya, kita tidak bisa berbuat apa-apa.

Perempuan dengan pakaian minim keluar dari rumah kos-kosan, menangis. Ia melihat ke kiri dan ke kanan. Ia berjalan menjauh dan tidak lagi terlihat. Dimas termenung.
                        DIMAS (V.O.) (CONT’D)
Semua sudah selesai. Gue nggak punya alasan lagi buat hidup. Selamat tinggal, teman.

Dimas memungut serpihan kaca di tanah. Serpihan kaca menyentuh urat nadi pergelangan tangan.

                                                PEREMPUAN (O.S.)
                        Dimas!!!

Perempuan muncul, menepis serpihan kaca yang dipegang oleh Dimas dan segera memeluk Dimas. Perempuan menangis.

                                                PEREMPUAN (CONT’D)
                        Maafin aku… Maafin aku…

Dimas termenung diam.

                                                DIMAS (V.O.)
                        Apakah ini kesempatan kedua, Tuhan?
                       
CUT TO BLACK

CREDIT TITLE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar